.........Everything's so blurry and everyone's so fake,
everybody's empty and everything is all messed up......

"Blurry", Puddle of a Mud

Malam ini rembulan alpa
dilangit yang semakin purba,
Tapi tak apa,
karna bias gemintang memantulkan wajah surga
di pusara semesta.

Lewat selafadz rindu yang termantra,
Segera segala ngilu tiarap pada beranda alam raya,
Gairah buncah ke segenap penjuru rongga dada,
Seulah cerlang gandrung lampu merkuri taman kota
menggoda serangga cahaya tuk berhuruhara,
Gelayut renta pada mata malam ini alpa,
tlah tertiup daulat halus angin tenggara,
yang menatingtating sebait doa ke pelosok semesta

Dari dasar sebuah gelas kopi,
kucuri diamdiam sekelebat indah kerling mentari,
dan kuselundupkan di dada sebelah kiri....

:Seorang Pengembara JalanNya

Kita berjalan dibawah pancangpancang lintasan kota,
memungut ceceran remahremah debu tawa,
mensiasati hitam aspal dalam baluran cahaya jingga
serupa jalan emas menuju Ayodya,
tuk menguak rahasia para dewa yang termaktub
dalam jutaan stanza suci para brahmana dan resi,
pun hantam asura di Alengka jiwa
dengan astra gaib Sang Rama,
Mungkin saatnya kita susun sesaji yagna,
Sebuah perayaan agung akan cinta,
yang kelak tercatat pada lontar peradaban hidup kita.

Terima kasih juga, ya..... I'll wait you up.....

:sebuah surat balasan

Kalau saja dirimu tau
wahai pengembara jalanNya
pahat terkam degup batuku
patah retak topeng besiku
kalau saja aku punya seutas raga
tuk menabik pada anggunnya
hanya karena bisu keparat belenggu teriakku
aku hanya ingin berseru
aku punya setangkai cinta
senyata jingga pada senja
dalam dentum pesta khayalku tentangmu
Aku telah tertampar rindu
padamu...