:Q & A
Dua bidadari yang senantiasa mengibas pasir tubuhku dengan sayapsayap mungilnya
[satu]
Aku menunggumu di tepi rimba
bersimpuh kaku pada hamparan remang
berkafan rajutan fraktalfraktal waktu yang lama kita sulam
Tlah kita siasati rentang petang yang kita teguk bersama
dan memuntahkan sendawa laknat yang menyamar
dalam dengus asap pekat dari perut kita
:Belum waktu bertolak
[dua]
Riak angin mati dentam
membeku dilangit yang tertutup debu abu
Tanah mendekap luka, angin menating desah,
Perduperdu liar menabik anggun,
Melandaikan jalan embun yang menetes dari jarijarinya
Tuntaskan sudah dahaga penghabisan
[tiga]
Dan kusibak rantingranting kemarau
Peluh pun melayang
terbang dalam kepak serangga hutan
Aku tetap menunggumu di tepi rimba
Dalam bebat hawa jingga
[satu]
Aku menunggumu di tepi rimba
bersimpuh kaku pada hamparan remang
berkafan rajutan fraktalfraktal waktu yang lama kita sulam
Tlah kita siasati rentang petang yang kita teguk bersama
dan memuntahkan sendawa laknat yang menyamar
dalam dengus asap pekat dari perut kita
:Belum waktu bertolak
[dua]
Riak angin mati dentam
membeku dilangit yang tertutup debu abu
Tanah mendekap luka, angin menating desah,
Perduperdu liar menabik anggun,
Melandaikan jalan embun yang menetes dari jarijarinya
Tuntaskan sudah dahaga penghabisan
[tiga]
Dan kusibak rantingranting kemarau
Peluh pun melayang
terbang dalam kepak serangga hutan
Aku tetap menunggumu di tepi rimba
Dalam bebat hawa jingga